Minggu, 13 Maret 2011

PV MAY’S, Selalu Membuatku Meneteskan Air Mata


Sejak petama liat PV May’s aku selalu terharu dengan pentajian video clipnya yang begitu mengharukan menurutku, PV berisi persoalan atau masalah sehari-hari, PV-nya biasa tapi dikemas dalam bentuk yang sangat luar biasa.

PV May’s yang aku lihat baru-baru ini berjudul “Kimi no Todoke,” artinya kurang lebih “mengatakan padamu.” Di PV ini ada tiga cerita, pertama tentang sebuah keluarga sederhana yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak (laki-laki dan perempuan) yang sedang bercerai, si Ibu spertinya akan meninggalkan rumah dengan membawa anak paling kecil, anak perempuan. Tetapi si kakak sepertinya tidak mau dipisahkan dengan adiknya, jadi dia membawa lari adiknya. Sambil mengedong adiknya dia berlari di jalan yang menanjak, kedua orang tuanya mengejar di belakang. Menurut aku ini sangat mengharukan, seorang kakak yang tidak ingin keluarganya terpecah, apa lagi kalau dia harus dipisahkan dengan adik perempuan satu-satunya.

Anak sekecil itu pasti tidak bias melakukan apa-apa selain menolak dan membawa adiknya berlari, dia pasti tidak memikirkan apapun, yang dia pikirkan hanya tidak ingin kehilangan adik satu-satunya, adik tercintanya.










Cerita ke dua tentang anak sekolah yang akan pindah ke kota lain, tapi dia harus meninggalakan entah pacarnya. Saat akan pergi dia masih menunggu pacarnya untuk berpamitan, tetapi yang muncul hanya kedua teman perempuannya saja. Saat itu pacarnya sedang bingung apakah dia mau menemuinya atau tidak, karena dia tidak ingin bepisah. Akhirnya dia berlari sekuat tenaga untuk menemui pacarnya, tetapi mobil sudah melaju dan tak bias ia kejar.

Dibagian ini juga sangat mengharukan, begitu tak inginnya dia berpisah dengan pacarnya sampai-sampai tak ingin mengucapkan selamat tinggal, kesedihan yang tak terkatakan.


Cerita ketiga tentang seorang yang harus duduk di kusi roda, sepertinya dia diminta tunangannya untuk melaju sendirian di tengah jalan bersama dengan kusi rodanya, tentu saja ide gila itu dihalangi oleh dokter dan susuter, tapi tunangannya tidak membiarkannya, dia menghalau dokter dan suster itu, sehingga bias melaju di jalan dengan kursi roda.

Setelah itu disodorkanya sebuah cincin, meminta yang perempuan untuk mau menikah dengannya, karena terharu dan dorongan yang kuat, perempuan yang duduk di kursi roda itu mencoba berjalan beberapa langkah ke tempat tunangannya.

Bagian inipun mengharukan, saat kita terpuruk, dukungan dari orang yang kita saying atau kita cintai adalah obat yang lebih mujarab. Rasanya kita bisa melakukan apapun bila didukung oleh orang yang kita kasihi.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar